Yogyakarta, IDN Times - Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong XVI Al-Sultan Abdullah Al-Mustafa Billah Shah melanjutkan kunjungan kenegaraannya ke Kraton Yogyakarta, Rabu (28/8). Setelah sebelumnya bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Bogor, Jawa Barat.
Yang di-Pertuan Agong tiba Kraton Yogyakarta ditemani oleh permaisurinya, Raja Permaisuri Agong Tunku Hajah Azizah Aminah Maimunah Iskandariah dan tiga putrinya.
Rombongan Kerajaan Malaysia memasuki lingkungan Kraton Yogyakarta melalui Kompleks Kamandungan Lor atau Plataran Keben. Di mana pada sisi regol atau gerbang, telah menanti para putri Raja Kraton Yogyakarta, antara lain GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, GKR Maduretno, dan GKR Bendoro.
Nampak pula bersama rombongan para putri raja, KPH Purbodiningrat, KPH Notonegoro, dan KRT Yudhoningrat.
Keluarga Kraton Yogyakarta menjamu rombongan Kerajaan Malaysia di Gedhong Jene yang berlokasi di Kompleks Kedhaton. Di sana, dilangsungkan pertemuan tertutup antara keluarga kerajaan itu.
Dari teras Gedhong Jene, mereka menyapa para wartawan dan menyempatkan diri foto bersama secara 'full-team'.
Selain anggota keluarga dua kerajaan, yang ikut dalam sesi foto ini adalah Menteri Ekonomi Malaysia, Mohamed Azmin Ali, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, Eko Putro Sandjojo, serta Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Krisna K.U Hannan.
Dari Gedhong Jene, para keluarga kerajaan Malaysia diantar ke Tratag Dalem Prabayeksa. Di tempat ini, rombongan tamu diajak melihat-lihat koleksi batik milik Kraton Yogyakarta.
Usai dari Tratag Dalem Prabayeksa, rombongan langsung menuju Bangsal Kencana. Disambut dengan lantunan gamelan, keluarga kerajaan Malaysia disuguhi pertunjukan Tari Lawung Jajar yang dimainkan para penari Kraton. Sebelum akhirnya diajak ke Bangsal Manis untuk perjamuan makan siang.
Dijumpai usai melepas rombongan, Sri Sultan HB X mengatakan, bahwa pertemuan dua kerajaan kali ini tak membahas sesuatu yang krusial.
"Sekedar silaturahmi saja. Beliau dulu kan pernah ke sini tahun 93. Tapi, belum (jadi) Yang di-Pertuan," kata Sultan.
Sultan juga mengatakan, saat di Tratag Ndalem Prabayeksa, permaisuri Raja Malaysia sempat membatik. Dia, lanjutnya, memang kerap berkunjung ke Yogyakarta. "Nanti kalau (batik) sudah jadi, saya kirim ke sana," pungkasnya.