(Ilustrasi peristiwa kebakaran) IDN Times/Sukma Shakti
Dari sisi sarana penanganan bencana, Ruwanto menerangkan bahwa RSUP Dr. Sardjito telah memiliki fasilitas gedung yang berguna untuk menangani bencana.
"Gedung lebih dari empat lantai sudah tahan gempa hingga 8 Skala Richter dan ada kompartemen di mana evakuasi tidak harus keluar gedung. Sementara gedung di bawah 4 lantai ada fasilitas jalur miring jadi tempat tidur atau kursi roda bisa lewat. Ada juga gedung seperti gedung rawat jalan atau pusat jantung terpadu meniliki sistem kompartemen tahan api yang bisa tahan 2 jam. Di dalamnya juga ada smoke control," terangnya.
Di samping sarana, Ruwanto juga mengatakan bahwa karyawan dilatih agar bisa memadamkan kebakaran dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Selain itu pada saat gempa mereka diminta untuk berlindung di ruangan di mana mereka berada terlebih dahulu alih-alih keluar gedung.
"Banyak cedera itu justru karena panik jadi ada yang terjatuh atau terpeleset. Kalau gempa berlindung di ruangan dulu. Kalau gedung aman baru keluar. Jika gedung tidak dalam kondisi bagus maka tunggu pertolongan di dalam," katanya.
Ia mengatakan proses evakuasi merupakan tahapan terakhir yang dilakukan ketika bencana terjadi. "Jika gempa kecil terus dievakuasi kan repot. Jadi evakuasi pasien adalah pilihan terakhir. Seluruh evakuasi harus di bawah koordinasi incident commander yang saat ini dipegang oleh kepala Instalasi Gawat Darurat," katanya.