Hujan Tak juga Turun, BPBD Gunungkidul Belum Naikkan Status Kekeringan

Gunungkidul, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul belum menaikkan status tanggap darurat kekeringan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan alasan belum dinaikkan status tanggap darurat kekeringan karena hingga saat ini bantuan dropping air dari pihak ketiga masih berdatangan.
"Jadi donatur masih memberikan bantuan dropping air dan informasi dari BMKG musim hujan akan segera turun (tidak akan mengalami perubahan)," katanya, Senin (25/11).
1. Ada 143.398 jiwa yang terdampak kekeringan

Hingga saat ini warga yang terdampak kekeringan mencapai 143.398 jiwa dan tersebar hampir di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Kecamatan yang dilanda kekeringan didominasi di wilayah selatan Kabupaten Gunungkidul mulai dari Panggang hingga Girisubo.
"Prediksinya hujan kan terjadi akhir bulan ini dan bantuan pihak ketiga masih mengalir sehingga status darurat kekeringan belum perlu dinaikkan," terangnya.
2. Warga yang menderita kurang air bersih tersebar di 16 desa

Akibat musim kemarau panjang, warga yang tersebar di 16 desa mengalami kekurangan air. Wilayah paling parah adalah:
1. Kecamatan Girisubo, jumlah jiwa terdampak mencapai 21.718 jiwa.
2. Kecamatan Paliyan, jumlah warga terdampak mencapai 16.978 jiwa tersebar di 6 kecamatan.
3. Kecamatan Rongkop, jumlah warga terdampak mencapai 9.922 jiwa tersebar di 8 desa.
4. Kecamatan Tepus, jumlah jiwa terdampak mencapai 12.441 jiwa tersebar di 5 desa.
5. Kecamatan Panggang, jumlah warga terdampak mencapai 8.310 jiwa tersebar di 6 desa.
3. Camat Tepus mengaku tak ada lagi bantuan air dari pihak ke tiga

Namun hal yang berbeda disampaikan oleh Camat Tepus, Alsito. Alsito menyatakan sebagian besar warga pelanggan PDAM Tirta Handayani sudah mengeluhkan debit air dalam kran menurun sehingga harus untuk menggunakan air harus dilakukan bergiliran.
"Ya debit air dalam kran berkurang sehingga harus membeli dari tangki swasta," ujarnya.
"Anggaran dropping air di kecamatan sudah habis, bantuan dari pihak ketiga juga habis sehingga warga harus beli dari tangki swasta," ungkapnya.
Harga air dari tangki swasta bervariasi tergantung jarak tempuhnya mulai dari Rp115 ribu per tangki isi 5000 liter hingga Rp200 ribu per tangki isi 5000 liter air.