Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Elpiji Melon Makin Langka di Yogyakarta?

IDN Times/Holy Kartika
IDN Times/Holy Kartika

Yogyakarta, IDN Times - Sulitnya mendapatkan bahan bakar gas LPG 3 kilogram menjadi keluhan masyarakat. Padahal, setiap tahun Pertamina MOR IV DIY-Jawa Tengah selalu meningkatkan kuota penyaluran gas melon.

Sales Branch Manager Kota Yogyakarta Pertamina MOR IV DIY-Jawa Tengah, Ali Akbar mengungkapkan tidak benar apabila kuota penyaluran LPG 3 kilogram di masyarakat dikurangi atau dibatasi.

"Malah, setiap tahun realisasi penyaluran LPG 3 kilogram selalu mengalami kenaikan. Seperti realisasi penyaluran gas melon pada 2018 ke 2019 naik sekitar 4 persen," ungkap Akbar, Jumat (11/10).

Berikut ini alasan kian sulit masyarakat mendapatkan LPG 3 kilogram di pasaran.

1. Pengusaha rumah makan gunakan gas melon

Istimewa
Istimewa

LPG 3 kilogram merupakan bahan bakar bersubsidi. Bahan bakar ini dikeluarkan pemerintah untuk mengakomodir kebutuhan bahan bakar rumah tangga bagi masyarakat kurang mampu dan usaha mikro.

"Kami selalu melakukan sidak secara rutin dan kami selalu menemukan masih banyak pelaku usaha menengah yang menggunakan gas melon," ujar Akbar.

Sidak yang dilakukan Pertamina secara berkala banyak ditemukan penggunaan gas LPG 3 kilogram di rumah-rumah makan hingga usaha ternak ayam. Akbar mengatakan kategori sasaran pengguna gas melon yakni usaha mikro dan masyarakat miskin.

"Namun, dalam sidak yang kami temukan masih banyak pengusaha yang menggunakan gas melon untuk usaha mereka," jelas Akbar.

2. Gas melon sumber energi penghangat tubuh ayam

ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Bukan hanya banyak digunakan oleh pengusaha rumah makan. Gas melon yang setiap harinya disalurkan sebanyak 120.000 tabung di wilayah DIY juga turut dimanfaatkan peternak.

Gas tersebut dijadikan sumber energi untuk mengoperasikan alat penghangat tubuh ayam. Apalagi, kata Akbar, musim kemarau panjang ini, di malam hari suhu udara menjadi lebih dingin, sehingga peternak akan membutuhkan lebih banyak gas LPG sebagai sumber energi alat penghangat tubuh ayam.

"Itu masih kami temukan di wilayah Sleman dan Bantul. Kami sudah melakukan pembinaan kepada para peternak, di beberapa wilayah juga telah dilakukan sidak untuk mengedukasi peternak agar mengurangi penggunaan gas melon untuk usaha mereka," jelas Akbar.

3. Spekulan manfaatkan kondisi

Ilustrasi penambahan kuota gas elpiji 3 kilogram. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Ilustrasi penambahan kuota gas elpiji 3 kilogram. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Semakin banyak pengguna gas melon yang tidak sesuai peruntukan, lanjut Akbar, mengakibatkan bahan bakar ini dirasakan semakin sulit diperoleh di pasaran. Padahal sesuai regulasinya, gas LPG 3 kilogram hanya diperuntukan untuk masyarakat kurang mampu dan usaha mikro.

"Akibatnya, kondisi penggunaan [gas melon] semakin masif, Sementara kuotanya ada pembatasan, meskipun selalu ada kenaikan, tetapi akhirnya yang dirasakan masyarakat, gas melon jadi rebutan," papar Akbar.

Kondisi tersebut, kata Akbar, menjadi peluang bagi spekulan. Para spekulan tersebut memanfaatkan kondisi tingginya permintaan gas melon di tingkat masyarakat, sehingga harga gas melon dinaikkan untuk meraup untung lebih banyak.

Share
Topics
Editorial Team
Holy Kartika
EditorHoly Kartika
Follow Us

Latest News Jogja

See More

Harga mitsubishi lancer evolotion IX

09 Jul 2025, 03:00 WIBNews

Mobil Wistha

11 Apr 2022, 14:27 WIBNews