Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Libur Tahun Baru, Kualitas Udara Yogyakarta Memburuk

Ilustrasi kemacetan. IDN Times/Paulus Risang
Ilustrasi kemacetan. IDN Times/Paulus Risang

Kota Yogyakarta, IDN Times - Kualitas udara di Kota Yogyakarta disebut memburuk selama momen jelang dan perayaan tahun baru 2020. Hal itu dipicu oleh bertambahnya volume kendaraan bermotor di jalanan Kota Gudeg.

Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat, bahkan berdasarkan pengukuran menggunakan alat Air Quality Measurement System (AQMS), kandungan karbon monoksida (CO) di udara hampir mencapai angka batas baku mutu.

1. Mencapai 26 ribu mikrogram/meter kubik

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Kepala UPT Laboratorium Pengujian Kualitas Lingkungan DLH Kota Yogyakarta, Sutomo menyebut, kandungan CO udara Kota Yogyakarta saat pergantian tahun menyentuh angka 26 ribu mikrogram/meter kubik. Sementara, batas baku mutunya adalah 30 ribu mikrogram/meter kubik.

Padahal, kata Sutomo, biasanya dalam hitungan per hari selalu di bawah angka 10 ribu mikrogram per meter kubik. "Tanggal 31 Desember malam tahun baru itu jam 23.00 terdeteksi CO 22 ribu mikrogram per meter kubik. Setengah 12 malam mencapai 26 ribu," kata Sutomo, Kamis (2/1).

2. Dipicu meningkatnya volume kendaraan bermotor

Situasi lalu lintas di salah satu titik Malioboro. IDN Times/Febriana Sinta
Situasi lalu lintas di salah satu titik Malioboro. IDN Times/Febriana Sinta

Adapun faktor di balik meningkatnya kadar CO ini, menurut Sutomo, adalah karena terjadi peningkatan pada volume kendaraan bermotor. Maklum, Yogyakarta merupakan salah satu tujuan wisata.

"Kalau seperti tahun baru ya karena setiap volume kendaraan yang meningkat itu biasanya kami memantau dari stasiun itu, biasanya terlihat lonjakannya di monoksida," papar Sutomo.

3. Riskan bagi pengidap penyakit

IDN Times/Rangga Erfizal
IDN Times/Rangga Erfizal

Meski masih beberapa ribu di bawah baku mutu, situasi ini lumayan beresiko bagi para pengidap penyakit hipertensi atau jantung sekalipun. Sifat CO yang reaktif akan cepat masuk ke hemoglobin (HB) dalam darah ketika seseorang terpapar.

"HB itu harusnya pasangannya dengan oksigen. Karena CO masuk, dikira oksigen. CO ini bisa bikin keracunan. Jangka panjang yang rentan itu yang punya penyakit jantung," sebutnya.

Salah satu upaya mengantisipasi ini, sebagaimana Sutomo sampaikan adalah dengan meminimalisir munculnya kandungan CO di udara. Saat musim liburan seperti ini paling tepat adalah dengan beralih ke transportasi umum atau pembatasan kendaraan bermotor. "Bisa ganjil-genap atau 3 in 1," tandasnya.

Share
Topics
Editorial Team
Tunggul Damarjati
EditorTunggul Damarjati
Follow Us

Latest News Jogja

See More

Harga mitsubishi lancer evolotion IX

09 Jul 2025, 03:00 WIBNews

Mobil Wistha

11 Apr 2022, 14:27 WIBNews