Minimalkan Korban saat Bencana, Warga Wajib Gelar Simulasi Tiap Tahun
Gunungkidul, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan lebih dari 600 jiwa yang tinggal di pesisir selatan Pulau Jawa terancam jika terjadi gempa yang disusul dengan tsunami. Padahal untuk melakukan evakuasi masih terkendala infrastruktur menuju tempat evakuasi.
"Di Yogyakarta sendiri infrastruktur yang memadai baru ada di Pantai Baru, Kabupaten Bantul," kata Direktur Pemberdayaan Masyarakat, BNPB, Lilik Kurniawan disela-sela acara Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) di Kabupaten Gunungkidul, Rabu (24/7).
"Dalam Ekspedisi Desa Tangguh Bencana ini kita akan mengunjungi 584 desa di pesisir laut selatan Jawa," ujarnya lagi.
1. Infrastruktur menjadi masalah krusial menuju tempat evakuasi
Selama eskpedisi BNPB akan melakukan penilaian terhadap ketangguhan masing-masing desa dalam menghadapi bencana tsunami yang tidak tahu kapan akan terjadinya. Dengan eskpedisi ini kata Lilik, BNPB bisa membuat perencanaan 3 tahun ke depan yang salah satunya adalah pembuatan jalur evakuasi bagi masyarakat terdampak.
"Yang infrastruktur yang masih krusial. Banyak jalan yang kita temui belum bagus dan kita sudah menentukan sendiri tempat evakuasi namun akses menjadi menuju tempat evakuasi yang masuk di atas bukit jalan belum tertata bahkan harus melewati sungai yang jembatan belum dibangun," ujarnya.
2. Pembangunan infrastruktur untuk evakuasi tanggung jawab pemerintah daerah
Pembangunan infrastruktur untuk evakuasi warga merupakan tanggung jawab pemerintah daerah masing-masing, sedangkan masyarakat bisa belajar melakukan evakuasi dan biayanya tidak mahal.
"Desa-desa yang memiliki potensi terdampak tsunami bisa melakukan simulasi penanganan bencana tsunami sehingga kesiapsiagaan masyarakat selalu terlatih," ungkapnya.
3. 584 desa di selatan pulau Jawa berpotensi terdampak tsunami
Lilik juga mengatakan sebanyak 5.744 desa yang berpotensi terdampak tsunami di Indonesia, 584 desa berada di selatan Pulau Jawa.
"Paling tidak warga satu tahun sekali harus menggelar simulasi mengingat dalam kurun waktu 25 tahun terakhir terdapat tiga kejadian tsunami yaitu tahun 1994 di Banyuwangi, 2006 di Pangandaran dan 2018 di Selat Sunda," ujarnya.
