Modus Kades Minta Pulsa dan Uang, Warga Pajangan Bantul Tertipu
Bantul, IDN Times - Puluhan warga di Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan menjadi korban penipuan dengan modus Kades Minta Pulsa. Pelaku menggunakan foto profil Kepala Desa Guwosari Masduki Rahmat, untuk meminta sejumlah pulsa dan uang kepada warga melalui pesan WhatsApp.
1. Seseorang mencatut nama kepala desa meminta sejumlah uang atau pulsa
Masduki mengaku hingga Selasa sore (30/10), dirinya memperoleh keluhan dari puluhan warga yang merasa menerima pesan WhatsApp darinya untuk meminta dikirimi pulsa atau uang. Nomor telepon yang digunakan berbeda dengan nomor yang sehari-hari dipakainya, namun pelaku mencantumkan fotonya sebagai foto profil.
"Jadi ketika saya memimpin rapat saya mendapatkan kiriman WhatsApp yang menanyakan apakah bener minta pulsa," katanya saat dikonfirmasi jurnalis di Bantul, Rabu sore (30/10).
2. Ada korban yang mengirimkan pulsa hingga Rp300 ribu
Masduki juga mengatakan pemilik konter pulsa elektronik yang tak jauh dari rumahnya sempat mengaku menjadi korban penipuan. Pertama kali pelaku meminta kiriman pulsa Rp100 ribu kemudian yang kedua minta kiriman pulsa Rp200 ribu.
"Pemilik konter terus menagih ke saya dan saya kaget. Ternyata nama saya dicatut untuk menipu karena saya tidak merasa memesan pulsa," ungkapnya.
3. Pelaku juga mencoba menipu warga dengan modus mencari agen bank
Masduki mengaku telah menelusuri dua nomor telepon WhatsApp yang digunakan penipu, yaitu 085379177*** dan 082186137***.
"Untuk yang kedua nomor tersebut pelaku juga mencoba melakukan penipuan dengan menawarkan warga mencari agen sebuah bank, namun harus mengirimkan uang terlebih dahulu," katanya.
Masduki mengaku heran pelaku memiliki nomor-nomor WhatsApp milik warga Guwosari yang mengenalnya, sehingga dengan mudahnya meminta kiriman pulsa dan uang.
"Namun nomor telepon yang digunakan untuk meminta uang atau pulsa tidak bisa dihubungi atau diblokir semua," ujarnya.
4. Kepala Desa Sendangsari juga dicatut untuk penipuan
Kepala Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Muh Irwan Susanto, juga mengaku mengalami hal serupa. Namanya dicatut untuk penipuan dengan modus yang sama seperti yang dialami Kepala Desa Guwosari. Warga melakukan klarifikasi karena nomor telepon yang digunakan untuk WhatsApp berbeda dengan nomor yang biasa digunakan.
"Jadi yang coba ditipu tidak saja warga saya namun kerabat saya juga. Namun beruntung, semuanya tanya kepada saya lebih dahulu sehingga tidak menjadi korban penipuan dengan mencatut nama saya," katanya.
