Surat suara Pilpres. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko
Menurut Buya, situasi di lapangan jelas menunjukkan bahwa Pilpres 2014 dan 2019 kemarin telah membuat warga biasa terpetak-petak. Bahkan saking panasnya pemilihan presiden kemarin, memecah kekeluargaan purnawirawan TNI.
"Sebagian, saya nggak tahu berapa jumlahnya, purnawirawan juga terbelah ya. Sipil sudah terbelah. Mudah-mudahan yang masih efektif, yang masih dinas, tidak terbelah. Tetap setia kepada sapta marga dan janji-janjinya," kata Buya saat dijumpai di sekitar kediamannya di Gamping, Sleman, Selasa (4/6).
"Purnawirawan itu kan sebenarnya bukan tentara lagi, tapi sipil. Tapi kan mereka dibentuk sekian puluh tahun. Mereka pasti punya jaringan. Kita harus berhati-hati dan menumbuhkan kesadaran nasionalisme, patriotisme kita. Kalau tidak negara kita bisa macam-macam (keadaannya)," katanya lagi.
Meski menurut informasi yang diterima Buya dari Lemhanas jika jumlah purnawirawan yang terlibat politik praktis ini tak banyak, tapi baginya, tetap ada baiknya jika kondisi ini perlu segera direkonsiliasi.
"Tapi kan (purnawirawan) ada di kedua belah pihak. Di 01 dan 02 ada. Itu kan seperti mereka saling berhadapan. Oleh karena itu persatuan purnawirawan angkatan darat saya rasa harus turun tangan. Dipanggil, diajak bicara baik-baik supaya fenomena yang tidak baik ini bisa diatasi secepatnya," harapnya.