Yogyakarta, IDN Times - Perum Bulog Divre Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memastikan ketersediaan beras aman selama bulan Ramadan. Bahkan, dengan stok yang dimiliki sekarang, diperkirakan bakalan cukup tiga sampai empat bulan ke depan.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Perum Bulog Divre DIY, Rini Andrida saat dijumpai di Komplek Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (15/5).
Menurut Rini stok beras yang melimpah seperti saat ini paling tidak aman hingga bulan September.
"Ketersediaan beras saat ini 31 ribu ton. Kalau secara normal, itu bertahan sampai, tapi kalau dengan adanya tambahan pasokan selama Ramadan ini jadinya ya sampai September," terangnya.
Guna mengendalikan inflasi saat bulan suci, Bulog mengalokasikan tambahan pasokan beras kurang lebih 3 sampai 4 ribu ton untuk sebulan penuh. "Ini untuk seluruh wilayah di Jogja, Kedu, dan Banyumas," lanjut dia.
Sementara untuk serapan gabah dari petani sampai saat ini, menurut Rini, telah menyentuh angka 9 ribu ton. "Baik gabah maupun beras," ujarnya.
Selain beras, komoditas lain macam gula, minyak goreng, juga masih banyak stoknya.
"Gula pasir itu 3.500 ton. Tapi secara bertahap dipenuhi, karena kami beli langsung dari pabrik gula. Intinya kebutuhan Yogyakarta sendiri aman," imbuhnya.
Sedangkan untuk minyak goreng stok sebanyak 54 ribu liter, tepung terigu sekitar 6 ton.Dialokasikan bagi wilayah Yogyakarta, Kedu, dan Banyumas.
"Daging kerbau secara bertahap kami penuhi. Saat ini ada 3 ton karena keterbatasan freezer. Secara bergulir tiap minggu kami tambah 3 ton. Kalau memungkinkan sih kami minta tambahan 2 ribu ton, barangnya di Jakarta," bebernya.
Rini menambahkan saat ini pihaknya juga membantu menyalurkan bawang putih. Sebanyak 2 ton bawang putih telah berhasil disalurkan oleh Bulog.
"Karena kami (Bulog dan Disperindag) berada dalam satu tim TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah), kami bekerjasama untuk penyalurannya. Kemarin kami menyalurkan hampir 2 ton bawang putih. Secara nasional kami (Bulog) tidak ada penugasan bawang putih. Tapi di TPID kerjasama karena punya jaringan pemasaran RPK (Rumah Pangan Kita), Pasar Murah, KPSH (Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga)," cetusnya.