Selain ojol, survei nasional Hollaback! Jakarta juga menemukan kekerasan seksual terjadi di transportasi umum lain seperti angkot dan kereta. Ia lantas mengatakan perlu adanya edukasi kepada masyarakat agar kekerasan seksual di ruang publik bisa dikurangi bahkan dihilangkan.
"Sebetulnya yang bisa dilakukan adalah dengan mengedukasi masyarakat tentang, ya, menghargai perempuan selayaknya menghargai manusia. Nah, kedua bagaimana caranya kita sebagai masyarakat umum bisa menciptakan ruang aman buat masyarakat. Kayak tadi saat kita lihat ada kekerasan seksual terjadi kita ngajarin metode 5D," ucapnya.
Metode 5D yang dimaksud meliputi direct, distract, delay, document, dan delegate. Direct dalam hal ini adalah mengintervensi langsung dengan menegur pelaku. Sementara itu, distract merujuk pada tindakan pengalihan agar pelaku tidak jadi melakukan kekerasan seksual.
"Nah, delay itu fokus ke korban, berusaha menunda reaksinya saat terjadi kekerasan misal dengan tanya 'Saya tadi lihat mbak diginikan. Mbak enggak apa-apa?' Lalu orang juga bisa mendokumentasikan kejadian dengan pura-pura swafoto serta mendelegasikan kasus ke pihak ke tiga," terangnya.