Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tahan Puluhan Tahun, Antraks Perlu Penanganan Khusus

Para pakar dari UGM saat memberikan pemaparan mengenai penanganan antraks. IDN Times/Siti Umaiyah
Para pakar dari UGM saat memberikan pemaparan mengenai penanganan antraks. IDN Times/Siti Umaiyah

Sleman, IDN Times - Berbeda dengan penyakit lainnya yang langsung hilang ketika sudah menyerang, spora pada antraks bisa bertahan di daerah yang sudah terdampak hingga puluhan tahun lamanya.

Di DI Yogyakarta sendiri, kasus antraks bukan sekali ini terjadi, namun sudah berulang kali. Wilayahnya pun menyebar, mulai dari di Gunungkidul, Sleman, Kulon Progo hingga ke Bantul.

1. Kesadaran penanganan terhadap hewan ternak mati mendadak perlu ditingkatkan

Para pakar dari UGM saat memberikan pemaparan mengenai penanganan antraks. IDN Times/Siti Umaiyah
Para pakar dari UGM saat memberikan pemaparan mengenai penanganan antraks. IDN Times/Siti Umaiyah

Penyakit antraks merupakan penyakit yang bersumber dari binatang, dan bukan merupakan penyakit yang menular dari manusia ke manusia. Dr drh Widagdo Sri Nugroho, Pakar Mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebutkan, antraks ini bisa menular karena adanya kontak langsung dengan hewan yang sakit atau daging hewan yang terkontaminasi, atau pun mengkonsumsi daging hewan yang terkontaminasi spora antraks.

Berbeda dengan penyakit lainnya, spora antraks bisa bertahan di tanah yang sudah terkontaminasi hingga puluhan tahun, sehingga sangat perlu kesadaran bagi masyarakat untuk bisa menangani dengan tepat.

"Kebanyakan masyarakat masih eman jika ada sapi atau hewan ternak lain yang mati mendadak. Biasanya malah memilih untuk menjual dengan harga murah atau segera disembelih dan dibagikan ke tetangga. Padahal jika sapi tersebut terpapar antraks, maka akan menular ketika dikonsumsi," ungkapnya pada kepada wartawan pada Sabtu (18/1).

2. Jangan sembelih ternak yang mati mendadak

Para pakar dari UGM saat memberikan pemaparan mengenai penanganan antraks. IDN Times/Siti Umaiyah
Para pakar dari UGM saat memberikan pemaparan mengenai penanganan antraks. IDN Times/Siti Umaiyah

Prof Dr drh Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni menerangkan, yang harus dihindari oleh masyarakat ketika menemukan ternak yang mati mendadak adalah menyembelihnya. Hal tersebut dikarenakan, tanah yang digunakan untuk menyembelih juga akan terkontaminasi oleh spora antraks dan spora tersebut akan menyebar jika tidak segera ditangani dengan tepat.

"Kalau ada hewan yang didiagnosa tidak boleh disembelih. Karena 80% bakteri antraks ada di aliran darah dan 20% ada di limfa. Jika disembelih, bakteri tersebut akan keluar, berhubungan udara yang akan membentuk spora dan bertahan hingga puluhan tahun, " katanya.

3. Antraks harus ditangani dengan komprehensif

Para pakar dari UGM saat memberikan pemaparan mengenai penanganan antraks. IDN Times/Siti Umaiyah
Para pakar dari UGM saat memberikan pemaparan mengenai penanganan antraks. IDN Times/Siti Umaiyah

Endang menyebutkan, ada hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan penanganan terhadap antraks, mulai dari pelaporan, pengiriman sampel, penanganan bangkai, pengobatan, vaksinasi, destinfektan dan yang lainnya.

"Untuk penanganan harus disesuaikan, kalau sudah endemis harus divaksinasi terus menerus. Disarankan setahun dua kali dan dimonitor. Ini tidak boleh dihentikan karena spora tidak bisa hilang," katanya

Untuk bangkai ternak yang mati mendadak lantaran terpapar antraks perlu ada penanganan khusus. Penanganan tersebut yakni dengan cara membuat lubang minimal 2 meter, disiram dengan minyak, dibakar, ditutup dengan tanah, diplester lalu diberikan disinfektan.

"Tanah ini tidak boleh digali sampai kapan pun. Jika digali, spora akan menyebar. Penanganan antraks harus dilakukan secara komprehensif, termasuk penanganan wilayah, pengobatan. Namun demikian, untuk yang endemis, program vaksinasi sangat penting," terangnya.

Share
Topics
Editorial Team
Siti Umaiyah
EditorSiti Umaiyah
Follow Us

Latest News Jogja

See More

Harga mitsubishi lancer evolotion IX

09 Jul 2025, 03:00 WIBNews

Mobil Wistha

11 Apr 2022, 14:27 WIBNews