Diakui Hartoko, pemakaian daun jati jadi bungkus daging ini sudah turun temurun. Cuma, baru kali ini saja yang mengusung gerakan ramah lingkungan.
Dahulu, dilakukan karena punya manfaat tersendiri. "(Daun) jati sama ketela itu bisa membuat dagingnya lebih empuk juga mengurangi bau prengus," sebut Hartoko.
Cuma untuk di tahun ini ada sedikit kendala. Duakuinya, persediaan daun jati yang biasa dibeli dari Pasar Beringharjo mulai menipis. Musababnya, kemarau berkepanjangan.
"Kita pesennya 10 bongkok (ikat), itu sekarang nambah lagi dari 10 sampai 30 (ikat) sekarang. Itu bisa 2 ribuan lembar," katanya.
Padahal, jauh sebelum hari penyembelihan, ada donatur yang bersedia menyumbangkan sejumlah kantong berbahan dasar tapioka. Tapi, karena ternyata stok sudah habis terlebih dahulu, masjidnya tak kebagian dan dijanjikan kembali tahun depan.
"Kita ada tujuh sapi. Yang 5 di sini, yang 2 Kulonprogo untuk bakti sosial. Kambing di sini 20, yang dibawa ke sana (Kulonprogo) ada 6," pungkasnya.