Jalur Selatan Belum Jadi, Jalur Eksisting Jadi Pengurai Padatnya Lalin

Yogyakarta, IDN Times - Pembangunan Jalur Jalan Lingkar Selatan (JJLS) sampai saat ini masih dalam tahap pengerjaan. Namun, infrastruktur ini tetap bisa difungsikan untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas saat musim mudik atau libur Lebaran nanti.
Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas PUP ESDM DIY, Bambang Sugaib menjelaskan dengan memanfaatkan jalur eksisting atau jalan lama di JJLS, padatnya arus lalu lintas menuju kawasan wisata dan jalan alternatif ke bandara baru di DIY, bisa berkurang.
1. Pemanfaatan jalur eksisting

Bambang mengatakan JJLS saat ini pengerjaannya belum selesai sepenuhnya. Namun, jalan tersebut masih bisa dilewati walau sifatnya parsial. "Nah saat melewati yang belum terbangun ini, bisa melewati jalur eksisting," katanya, Rabu (29/5).
Ia menjelaskan pembangunan JJLS ini memang terhubung dengan jalur eksisting. "Sampai dengan batas antara Gunungkidul-Bantul, agak terkendala dengan jalan yang agak berkelok-kelok. Itu belum terbangun, sehingga menggunakan jalan eksisting," kata dia.
Dari lokasi tersebut, sebenarnya sudah terbangun jalan baru sepanjang area Pantai Parangtritis-Pantai Depok. Hanya saja, jalan terputus di titik Kali Opak- Kali Oya. Guna menyambungkan kedua titik ini, rencananya dibangun Jembatan Kretek II.
"Sesungguhnya di sebelah barat Jembatan Kretek II sudah terbangun jalannya sampai dengan batas Kulon Progo. Itu terpaksa balik ke jalan eksisting, ke arah utara. Tapi paling tidak bisa mengurangi lah (kepadatan lalin)," ujarnya menegaskan.
2. Masih ada yang dua lajur

Bambang menerangkan JJLS di Kulon Progo telah terbangun dua lajur dari target empat lajur. Akan tetapi, infrastruktur yang fisiknya masih setengah jadi ini, tetap bisa dilalui untuk keperluan menuju kawasan wisata.
"Sepanjang pantai sebagian bisa dilewati. Sebelumnya kan pada menempuh jalan exsisting, sekarang sudah terpecah ke JJLS," jelasnya.
Dipaparkan Bambang, pada 2019 ini target pembangunan JJLS adalah merampungkan ruas Tepus-Jeruk Wudel sepanjang 18 kilometer dan Tepus-Planjan Gunungkidul sepanjang 6 kilometer. "Total 24 kilometeran. Itu sekalian 4 lajur ya. Tapi di dalam pembebasan lahan tadi sudah ada jalur eksisting."
3. Rp254 miliar untuk pembebasan lahan

Guna terbangunnya 4 lajur tadi, dibutuhkan upaya pembebasan lahan sepanjang 17 kilometer dengan menggunakan alokasi anggaran Dana Keistimewaan (Danais) Rp254 miliar untuk ganti rugi.Targetnya, tahun 2020 nanti, seluruh lahan terdampak proyek JJLS ini bisa dibebaskan.
"Dari total JJLS sepanjang 116 Km yang baru terbangun dua lajur baru 72 Km dan empat lajur baru 5,5 Km di Kulon Progo dan Gunungkidul," pungkas Bambang

















