Kisah di Balik Status Nonaktif Mahfud MD Sebagai Parampara Praja DIY
Sleman, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkap bagaimana dirinya hingga kini cuma berstatus nonaktif atau bukan keluar dari keanggotaan Parampara Praja Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) periode 2016-2021, Minggu (17/11).
Parampara Praja sendiri merupakan lembaga nonstruktural yang bertugas memberikan pertimbangan dan saran kepada Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Menurut Mahfud MD, HB X adalah sosok yang membuat dirinya masih tetap bertahan, meski statusnya non aktif.
1. Awal mula direkrut
Mahfud dalam acara 'Dari Jogja Untuk Indonesia - Mangayubagya Ketua Parampara Praja DIY, Prof. Dr. Moh Mahfud MD menjabat sebagai Menkopolhukam RI' di Hotel Grand Ambarukmo, Sleman, secara tak langsung menyebut alasan dirinya tak bisa lepas dari Parampara Praja adalah Sri Sultan HB X.
Di depan Sultan, GKR Hemas, para perwakilan kepala daerah di DIY, dan para anggota Parampara Praja, Mahfud membeberkan secara runtut saat ia mulai dilirik menjadi anggota dewan penasihat Gubernur DIY itu.
"Ini terbilang unik, 2-3 tahun lalu (Mahfud) menjadi Parampara Praja. Uniknya, saat saya dikontak sekretaris Gubernur (DIY), bahwa Ngarso Dalem ingin ketemu, saya jadwalkan kapan Ngarso Dalem datang? saya akan menghadap karena saya kan rakyatnya," kisahnya.
Hanya saja waktu itu Sultan malah kekeh ingin menjadi pihak yang menemui Mahfud.
"(Sultan mengatakan), 'saya yang ketemu bapak'. Ketemulah kami di kampus UII ditemani oleh Rektor (UII). Saya diminta untuk menjadi anggota parampara praja. Begitu sederhananya penampilan Sultan ini," ungkap Mahfud.
2. Sempat ingin keluar saat gabung BPIP
Setahun kemudian, jabatan sebagai Ketua Parampara Praja terlewati, Mahfud pun ditunjuk untuk bergabung ke Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Saat itu, sebenarnya Eks Ketua Mahkamah Konstitusi itu telah berniat untuk keluar dari keanggotaan dewan penasehat Gubernur DIY.
Tapi, Sultan kembali bereaksi dan membuatnya menetap di Parampara Praja. "Saya menghadap beliau (Sultan), saya (berkata) sekarang di dewan pengarah BPIP, Ngarso Dalem, saya mohon berhenti. (Sultan menjawab) 'kan boleh merangkap, sudah gak usah berhenti'. Jadi saya tetap menjadi anggota (Parampara Praja)," kata Mahfud.
3. Keputusan nonaktif dan kekaguman akan sosok Sultan
Akhirnya, tiba saatnya bagi Mahfud ditunjuk sebagai Menkopolhukam 23 Oktober 2019 kemarin. Dirinya bilang harus berhenti dari Parampara Praja karena telah menandatangani persetujuan untuk tak rangkap jabatan terkait pemerintahan, bahkan di depan presiden langsung.
Oleh karenanya, sesaat setelah itu dia langsung menghadap Sultan. "(Mahfud berkata) 'Ngarso Dalem, saya sekarang menjadi menteri', (Sultan menjawab) 'apa tidak boleh rangkap?', lalu saya jawab tidak boleh. Karena saya sudah menandatangani surat di depan presiden tidak akan merangkap jabatan apa pun yang terkait dengan pemerintahan," tutur Mahfud.
"Tapi, Ngarso Dalem meminta lagi, 'sudah nggak usah berhenti, non aktif saja," ungkap Mahfud disambut tawa kecil dari hadirin.
Mahfud akhirnya berpikir dua kali. Alasannya, dia terkesan dengan DIY dan seisinya, terutama Sri Sultan Hamengku Buwono yang menurutnya adalah pemimpin yang begitu merakyat. Diceritakannya bagaimana Sultan tak segan untuk makan nasi bungkus di hadapannya.
Atau, saat Sultan bersedia menerangkan cara membuat garam kepada warga yang tinggal di wilayah pesisir. Lalu, kala keduanya berangkat ke Rusia untuk memenuhi misi kebudayaan serta kerjasama antar pemerintah. Kata Mahfud, dia selalu bisa nyaman bekerja bersama Sultan.
"Dengan Sultan itu saya banyak berdiskusi dengan lancar tanpa sekat-sekat yang struktural, tanpa sekat kultural. Kita biasa diskusi. Ngarso Dalem yang berasal dari budaya Jogja yang penuh budaya adiluhung dan kehalusan, bisa mengimbangi saya yang dari Madura yang biasanya agak keras. Tapi bisa ketemu bersama beliau ini," akunya.
"Oleh sebab itu, ketika Ngarso Dalem mengatakan 'sudah tidak usah berhenti, non aktif saja' saya tidak bisa menolak pada akhirnya," kata Mahfud.

















